Ini salah satu artikel dari blognya mas Herianto di Jurusan Teknik Informatika, Terbaik, Terfavorit
Yang pertama saya ingin mendefinisikan dulu apa itu informatika, setidaknya ya menurut saya atau menurut apa yang saya ingat.
Informatika adalah ilmu yang mempelajari tentang perangkat (bisa sistem atau alat) yang dapat menghasilkan dan mendistribusikan “informasi”. Jadi kata kunci pertama pada definisi ini adalah kata : informasi, sehingga itulah makanya bidang ini disebut sebagai : informatika. Sedangkan kata kunci kedua adalah pada kata “menghasilkan” dan “mendistribusikan”.
Tahukah anda (tau dong !) bahwa, kata “menghasilkan informasi” itu maksudnya di era ini ya KOMPUTER, sedangkan “mendistribusikan informasi” maksudnya : Jaringan atau TELEKOMUNIKASI. Perhatikanlah bahwa kedua perangkat ini, yaitu komputer dan telekomunkasi saat ini telah mewabah kemana pun ada celah pekerjaan yg nongol di jagad raya ini. Inilah istimewanya bidang informatika.
Lalu bagaimana dengan bidang komputer lain ?
Apa maksud pertanyaan ini ? Maksudnya begini… Ternyata belajar (dalam hal ini maksudnya kuliah) komputer tidak hanya didominasi oleh jurusan informatika. Ada sejumlah juruan lain yg disebut2 sebagai serumpun dengan informatika seperti : Sistem Informasi (dulu bernama Manajemen informatika) dan Sistem Komputer (dulu bernama Teknik Komputer). Apa bedanya dengan informatika ?
Sistem informasi [menurut saya, soalnya ada juga pengertiannya versi lain] adalah lebih mengarah ke penerapan komputer untuk dunia business dan manajemen, sedangkan sistem komputer lebih mengarah ke belajar perangkat keras (hardware) komputer. Yang kedua ini menurut saya lebih mirip2 ke jurusan elektro digital yg tanggung, sedangkan yang pertama tadi kadang-kadang ilmunya mendekati bidang ekonomi setengah hati.
Sebenarnya ada bidang (jurusan) lain yang juga mengarah ke rumpun komputer seperti : Komputer akuntansi, komputer perbankan, dsbnya. Tapi saya pikir itu versi lain aja dari jurusan Sistem Informasi yang lebih dikonsentrasikan ke penerapan lebih khusus.
Berkaitan dengan istilah “Sistem Informasi”, saya ingin berceloteh sedikit begini :
Di bidang komputer, tingkatan orang2 yg menguasai di bidang ini ada jenjangnya yaitu [dengan urutan] : Operator (paling rendah), Programmer (kedua) dan Analyst (tertinggi). Tetapi ini kadang di “pleset” kan dan membuat banyak orang salah faham (kadang disengaja) yg menyatakan bahwa jurusan Sistem Informasi adalah penghasil seorang “analyst”, jurusan informatika penghasil “programmer” dan “Teknisi” untuk jurusan Sistem Komputer. Ini tentu tidak benar.
Penjelasannya begini :
Masalah tingkatan profesi apakah : Operator, Programmer dan Analyst, ini bukan masalah pilihan jurusan di rumpun Komputer, tetapi masalah tingkat penguasaan. Saya kira akan lebih jujur jika dikaitkan dengan jenjang pendidikan seperti : Operator itu D1, Programmer D3 dan Analyst S1. Namun berkaitan dengan gelar “Analyst”, untuk saat ini saya lebih setuju diarahkan untuk yg berjenjang paling rendah S2 dan telah berpengalaman dalam analisis pemrograman (programming analyst) sekaligus perancangan sistem (sistem analyst).
Jadi sebenarnya yang namanya pekerjaan analisis tidak hanya ada di perancangan sistem, di saat kita membuat program juga ada salah satu tahapannya analisis program. Maka seseorang yg telah mahir dalam menganalisis sistem sekaligus pemrograman lah yang layak disebut dengan : Analyst. Masalah di saat penyelesaian proyek dia tidak telibat dalam kegiatan (coding) pemrograman itu masalah waktu dan pembagian kerja, bukan masalah karena ketidak-mampuan.
Ini perlu dijelaskan agar sebagian orang yg telah memilih rumpun komputer sebagai bidangnya, lalu gara2 dia kesulitan dalam mengembangkan kemampuan pemrogramannya serta merta beralih (atau tepatnya “berdalih” kali) ke profesi yang disebut2 “analyst” tadi, dimana analyst didefinisikannya [sendiri] seolah2 tidak perlu memikirkan pemrograman, sehingga dia merasa selamat dari keharusan membuat program.
Contoh kasus, di suatu kebutuhan karyawan saya pernah men-test seorang alumni jurusan salah satu rumpun komputer dengan memintanya membuat sebuah program, lalu dia (yg ditest) berkilah mengatakan bahwa dia bukan seorang programmer tetapi seorang analyst. Aneh bukan ? Ibarat seorang yg mengaku jendral tapi tidak melalui tahapan kopral. Setidaknya dia kan harus memiliki “pengalaman perang” dulu, lalu menjadi punya ”insting” yang bagus di rimba pemrograman, baru bisa matang kalo sang jendaral diminta merancang strategi perang. Lah, kok ke bolak-bolak ?
Jadi Jurusan Sistem Informasi tidak mesti dikaitkan ke : Analyst, dan Informatika tidak mesti dikaitkan ke : Programmer lalu Sistem Komputer tidak mesti dikaitkan ke : Teknisi. Masalah penjenjangan di bidang komputer sebenarnya belum ada yang baku benar, tetapi model jenjang : Operator – Programmer – Analyst telah lama digunakan oleh berbagai kalangan. Saya pikir sehubungan perkembangan pesat di bidang IT, model perjenjangan lama ini pun mesti diperbaharui.
source : http://herianto.wordpress.com/