Pelesir Pecinan Surabaya Edisi Suroboyan

Pelesir Pecinan Surabaya Edisi Suroboyan

Halo Temen-temen 😀 yuk kita jalan-jalan keliling Surabaya bersama komunitas Jejak Petjinan…!!!

Versi bahasa Suroboyoan bisa dibaca di sini: https://www.facebook.com/notes/jejak-petjinan/pelesir-pecinan-surabaya-edisi-suroboyoan/463344053684164

Nah kalo pas bulan Ramadhan gini, pelancongan ya sudah sepantasnya dicocok-cocokkan dengan tempat-tempat yang ada hubungannya dengan Islam,

Lho, lho, nanti dulu deh, memangnya lu pikir orang-orang sipit itu tidak ada yang muslim ya? Weleh-weleh ketinggalan berita deh kamyu. Lha situ belum pernah ke masjid Cheng Ho sih ya. Hah? Sapa pula si Cheng Ho itu? Hwadoh, kalo gitu lu pasti belum pernah mengunjungi kelenteng yang ada tradisi ritual sembahyang Jumat legi tiap bulan? E lho.. ada ya? kelenteng kok njawani gitu. ck..ck…ck…cck…

Nah makanya, sekarang lu bakal diajak mengenal sisa-sisa peninggalan Cheng Ho yang ada di Surabaya. Ooooo… ada ya? Lho, jangan salah, jejak-jejak Cheng Ho itu tersebar di seluruh Indonesia lho, gak cuma di Semarang aja.

Jadi, kalo lu-lu pade tertarik dan pengen tau lebih banyak tentang tetangganya pecinan dan gini-gitunya jejak Cheng Ho di kota Surabaya ini, yok rame-rame ikutan acara ‘Pelesir Pecinan Surabaya’. Ngumpulnya pelesir di jl Bibis no.3. Dari Bibis naik bemo ke Demak, abis gitu langsung menuju ke Ampel kemudian ngumpul di masjid Cheng Ho, makan malam bersama sebelum kembali ke Bibis atau bubar pulang sendiri-sendiri. Seru banget kan???

Masih mikir-mikir? Udah deh, daftar aja, yok rame-rame ikutan acara ‘Pelesir Pecinan Surabaya’. Jangan kuatir pelantjongan dipandu guide yang fasih banget lho…!!! Ayo cepet-cepet daftar rame-rame, jangan sampe ketinggalan ya…!!!

Pendaftaran bakal ditutup hari kamis 26 Juli 2012 malam. Kalau mo gabung, jangan lupa tulis biodata singkat dan nomer HP yang bisa dikontak, juga bisa kirim email atau pesan via Facebook. https://www.facebook.com/events/443848365646679/

 

Berikut info lengkapnya:

Waktu : Minggu, 29 Juli 2012

Jam : 13.30-19.00 wib (makan malam disediakan)

Lokasi : jalan Bibis* – Demak – Ampel – Gading – Bibis

Biaya : Rp 110.000,- (sudah termasuk tajjil, makan malam, air mineral, nametag, pin)

*Dapatkan harga khusus untuk anggota dengan menunjukkan 3 pin MPS yang berbeda atau nomer kartu anggota

 

Kontak : Maya (08123047311 atau jejakpetjinan@gmail.com)

 

13.30-14.00 Berkumpul di Bibis no 3

14.45-15.15 Kelenteng Sam Poo Sing Bio

15.30-16.30 Kawasan masjid Ampel

16.45-17.30 Masjid Cheng Ho

17.30-18.30 Bukapuasa & makan malam di kantin masjid Cheng Ho

19.00- kembali ke Bibis no 3

 

Kerpekan acara :

Pukul 13.30-14.00

Berkumpul di Bibis no 3

Pendaftaran ulang

Pembukaan, Sinopsis Perjalanan & Peraturan

Jual topi Jejak Petjinan dan buku-buku yang berkaitan dengan Cheng-Ho dan muslim Tionghoa.

 

Pukul 14.45 – 15.15

Kelenteng Sam Poo Sing Bio, jl. Demak

Peserta akan mendengar cerita mengenai kelenteng ini yang terkenal dengan nama Mbah Ratu dan melihat peninggalan Cheng Ho di sini.

 

Pukul 15.30 – 16.30

Kawasan masjid Ampel

Disini peserta diajak mendengar cerita bagaimana asal mula kawasan ini, dan cerita di balik masjid Ampel.

 

Pukul 16.45 – 17.30

Masjid Cheng Ho, jl. Gading

Peserta akan mendengar cerita mengenai sejarah masjid Cheng Ho.

 

Pukul 17.30 – 18.30

Kantin masjid Cheng Ho

Disini kita akan memberikan kesempatan kepada peserta yang berpuasa untuk berbuka puasa, sambil makan malam bersama.

 

Pukul 19.00

Pengumuman pemenang kuesioner dan acara berakhir.

 

Ketentuan dan Cara daftar:

1. Minta nomer pendaftaran dengan cara email jejakpetjinan@gmail.com atau sms/telp ke 08123047311

2. Setelah Anda dapat nomer urut, yang disertai dengan info no. rek, diminta untuk transfer sesuai dengan instruksi yang diterima. Misalnya dapat nomer urut 12, maka diminta untuk transfer sebesar 110.012. Ini supaya kami tahu peserta dengan nomer urut berapa yang sudah bayar.

3. Pendaftaran ditutup hari Kamis malam, tanggal 26 Juli 2012 tepat tengah malam, peserta yang sudah dapat nomer urut namun sampai penutupan belum transfer dianggap batal.

4. Uang pendaftaran yang sudah ditransfer tidak dapat dikembalikan, namun bisa digantikan orang lain.

5. Peserta acara ini tidak diasuransikan.

6. Peserta diwajibkan memakai pakaian yang tertutup dan sopan, (perempuan perlu membawa kain/syal untuk kerudung) untuk memudahkan proses masuk masjid dan makam.

Bagi perempuan yang sedang haid, tidak dianjurkan untuk ikut, karena tidak akan boleh masuk masjid.

 

*Pelesir Pecinan Surabaya adalah hasil adaptasi Melantjong Petjinan Soerabaya, sebuah wisata budaya yang memberikan gambaran umum tentang pecinan Surabaya, yang lebih ditujukan untuk pendatang dari luar kota Surabaya dan dapat dikemas sesuai permintaan dan kebutuhan wisatawan.

Dengan ikut berpartisipasi dalam Pelesir Pecinan Surabaya, berarti Anda telah mendukung usaha penggalangan dana Komunitas Jejak Petjinan dalam melestarikan dan mempublikasikan budaya Tionghoa di Indonesia, sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan semangat pluralisme.

Pengalaman Melantjong Petjinan Kanak-Kanak

Pengalaman Melantjong Petjinan Kanak-Kanak

Yuhuu Ericovamili !! 😀 kembali lagi dengan berbagi pengalaman saya dengan teman-teman komunitas Jejak Petjinan. Kali ini topik Melancong Pecinan dengan tema Melantjong Petjinan Kanak-Kanak dimana pesertanya adalah dominasi anak-anak kecil. Peserta kali ini mayoritas berasal dari YCCLC (Yong Cun Chinesse Cultural Language Center) yang berada di Araya Surabaya. Bertepatan dengan hari Kamis 7 Juli 2011 saya bertugas untuk menjadi dokumentasi dari acara kali ini berangkat langsung menemani perjalan dari Araya tempat YCCLC Surabaya.

Rute Pelantjongan kali ini menuju :

  1. Klenteng Hong Tiek Hien, yang berada di Jl. Dukuh Surabaya (dekat Kya-Kya Kembang Jepun).

     

    Pada klenteng ini merupakan satu-satunya klenteng yang budaya memainkan wayang Potehi masih ada. Apaan sih wayang potehi itu? Yuk saya berbagi cerita tentang potehi ini 🙂

    Potehi berasal dari kata Pou (kain), Te (Kantong), dan Hi (wayang). Jadi Wayang Potehi adalah wayang yang terbuat dari boneka kain. Sang dalang akan memasukan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3000-an tahun dan berasal dari China.

     

     

    Pihak klenteng menyambut baik sekali dengan acara edukasi bermain dan belajar akan sejarah wayang potehi, anak-anak bermain dan membuat wayang potehi dari bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh rekan-rekan Jejak Petjinan. Membuat Lu Ya (Macan) boneka, dimana anak-anak membuat mata dan menghias badan macan dengan spidol, wooww semua anak-anak memainkan boneka yang dikreasikan dan mendapatkan doorprize untuk kreasi wayang potehi yang dibuat yippiii 😀

     

     

    Meburut dalang yang memainkan saya bertanya pada dalang kenapa kok wayang dibiarkan tidak di cuci dan kotor? Menurut dalang yang memainkan, wayang potehi tidak boleh dicuci entahlah mengapa sudah tradisi dari jaman dahulu kala untuk tidak dicuci.

     

     

    Klenteng Hong Tiek Hien ini termasuk klenteng yag sudah berdiri lama dan sudah berbaur dengan warga. Warga sekitar juga turut membantu jika ada kegiatan-kegiatan yang diadakan di klenteng ini. Klenteng ini dipisahkan oleh gang sehingga ada sisi kiri dan kanan dari klenteng, pertengahan sisi ini menghubungkan jalan raya Dukuh dengan gang warga Dukuh. Inilah kulturalisasi budaya Tionghoa dengan rakyat Indonesia berjalan dengan baik. Semoga di tempat lain juga toleransi beragama berjalan dengan baik di tempat lain juga 🙂

     

     

  2. Pabrik Mie & Misua Marga Mulia, yang berada di Jl. Pesapen Kali 23 Surabaya (dekat Jl. Rajawali dan Jembatan Merah).

    Perjalanan berlanjut ke pabrik mi dan misua, Disini saya dan teman-teman Jejak Petjinan dan rombongan anak-anak bermain dan belajar ke pabrik Misua. Misua bentuknya seperti Mi namun lebih tipis. Misua adalah sejenis mie tipis yang terbuat dari Tepung sagu (Terigu). Asalnya dari Fujian, China. Misua lebih lembut dan lebih mudah dicerna, berbeda dengan Mihun/Bihun yang terbuat dari tepung beras, dan Soun/Su Un yang terbuat dari tepung sagu (biasa dipakai untuk sajian bakso). Dalam budaya Tionghoa, misua melambangkan umur panjang, makanan tradisional yang disajikan sewaktu ulang tahun dan sering dimasak pada perayaan-perayaan tertentu.

    Di Pabrik Misua Marga Mulya kami disambut baik oleh Pak Subianto pemilik dari Pabrik ini, keluarga yang ramah dan kami pun senang disambut dengan baik disini 🙂 Anak-anak dapat belajar proses bagaiman mi dan misua dibuat. Dari pengolahan pertama hingga penjemuraan mi dan packing yang sudah biasa dilihat di supermarket. Kebetulan anak dari Pak Subianto ini lagi ulang tahun, tambah seru lagi dengan nyanyi ulang tahun bersama dan pemberian kado dari rekan-rekan Jejak Petjinan pada Amei.

    Setelah pembelajaran mengenai cara pembuatan misua dan mi berakhir dilanjutkan dengan makan siang mi dan misua bersama untuk menikmati sajian hidangan lezat yang dibuat oleh Istri Pak Subianto. Yahuuddd berbagai macam kreasi misua diciptakan (secara pribadi saya lebih suka misua daripada mi :p) adalagi misua kering yang dicampur dengan bumbu BBQ sehingga anak-anak senang, rasa sensasi waktu makan seperti makan krupuk / snack menjadi rebutan anak-anak 😀

Okai sampai sekian berbagi pengalaman saya dengan rekan-rekana Jejak Petjinan dalam acara Melantjong Petjinan Kanak-Kanan bersama YCCLC. Nantikan pengalaman selanjutnya. Ow iya tanggal 23-24 Juli 2011 ini kami dari Jejak Petjinan mengadakan Melantjong Petjinan Madura, untuk pendaftaran dan detil acara bisa ke facebook Jejak Petjinan atau bisa kontak saya melalui email eric.tranggono@ericova.com nanti akan saya teruskan ke bagian pendaftaran untuk menindaklanjuti acara ini. Salam tur wisata 😀

Ngafe di Café Sampoerna

Ngafe di Café Sampoerna

  
Hi Ericovamili ! ehmm kuliner saya kali ini di Café Sampoerna bertempat di Museum Sampoerna, habis mengikuti tur rute pendek melintasi kawasan kampong cina dan kampong arab di Surabaya dan narsis-narsisan, terpikir untuk mampir ke Café Sampoerna. Posisi Café ini ada di sebelah kanan dari tempat Museum, dan tepat di sisi dari ruangan registrasi tur.

 Menu yang saya pilih :



  • BBQ Beef Soup Rp. 25.000
  • Beef Lasagna RP. 40.000
  • Mix Juice Rp. 20.000
  • Vanilla Milks Rp. 20.000



Suasana nya nikmat yahuud untuk tempat meeting, ngobrol-ngobrol, dan macam-macam. Meskipun siang hari suasana sejuk. Dekorasi pada dinding menggunakan asesoris jadoel punya seperti pigora jama dahulu, jam jaman dahulu kala.

Ow ya kawan, disini terdapat biaya Tax dan Service charge jadi jangan kaget kalau ada yang namanya service charge dalam biaya total yang anda bayarkan.

Alamat : Taman Sampoerna 6 Surabaya
Telpon : 031-3539000

Melantjong Petjinan Soerabaia – Kampung Kungfu Surabaya

Melantjong Petjinan Soerabaia – Kampung Kungfu Surabaya

Arsitektur rumah perkampungan Kapasan Dalam

Perjalanan Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 5 berlanjut lagi ke kampung kungfu di Kapasan Dalam setelah postingan saya sebelumnya mengenai Klenteng Boen Bio. Saya ditemani oleh Pak Gunawan yang sekaligus Pembina karang taruna di Kadal ini sekaligus warga yang mengenal riwayat sejarah Kapasan Dalam. Dulunya kapasan dalam ini terkenal dengan kampung kungfu atau kungfu village, atau juga kampung perlawanan, kampung buaya. Terutama kapasan dalam, terletak di belakang klenteng Boen Bio maka akan terlihat lapangan basket sebagai saksi sejarah Kadal. Orang-orang disini jaman dahulu tidak mau direndahkan orang luar. Misal ada penghuni baru tapi tidak permisi ke orang lama, maka akan diberi peringatan, jika sampai tidak mengindahkan peringatan maka akan dilempari kotoran rumahnya. Warga disini tidak suka kalau disalahkan, hingga sering terjadi baku hantam. Di Kadal (Kapasan Dalam) ini muncul tokoh-tokoh jago silat seperti Ko Kui Yang, Cing Hai, Sin Cai, Kon Su Ying sebagai orang-orang lama pada masa itu.

Arsitektur rumah kapasan dalam

Lapangan Basket saksi sejarah kapasan dalam

Pak Gunawan memberikan pandangan sejarah kapasan dalam

Kemudian dialnjutkan oleh Pak Lukito sebagai narasumber dari dosen UK Petra jurusan arsitek. Kadal dibangun di masa tahun 1800-an sedangkan klenteng Boen Bio di masa 1700-an. Generasi orang tionghoa pertama yang datang sendirian dan menikah dengan orang lokal disebut baba. Tahun 1900-an generasi totok yang mana orang tiongkok datang dan membawa keluarganya disebut totok. Di era inilah munculah sekolah tionghoa di Surabaya. Imigran-imigran yang datang ke Surabaya ini merupakan orang susah yang mengadu nasib di Surabaya.

 

Foto rumah satu pintu

Menyusuri brand gang kampong Kapasan Dalam ini, saya dilewatkan ke bangunan rumah yang dalamnya ada sumur yang bernama sumur tong. Sayang sekali saya tidak bisa melihat sumur ini seperti apa bentuknya karena pintu akses sumur ini dikunci. Sumur ini dulunya digunakan untuk mandi bersama, ada kebakaran maka digunakanlah air dari sumur ini. Ada juga cerita konon anak-anak kecil disini takut, karena mereka melihat ada wanita mandi tapi setelah diikuti menghilang. Tong dalam sumur tong mengartikan untuk lingkungan.

Di kampung kapasan dalam ini memiliki ciri khas yaitu memiliki kavling kecil-kecil namun panjang rumahnya.

 

Warga lama di Kapasan Dalam

Ciri khas rumah pecinan jaman dahulu pada bentuk ujung atapnya

Bio Gok Cuan merupakan tokoh tionghoa yang lahir disini, dimana Go Cuan merupakan orang yang berpengaruh di Kadal jaman dahulu. Tradisi wayang selalu dijaga dan tidak dihilangkan. Selama 114 tahun wayang di kadal (kapasan dalam) diadakan dan biasa dilaksananakan sehari sebelum lahirnya nabi Konghucu dengan perform wayang golek dan wayang kulit. Disinilah cikal bakal rumah-rumah tionghoa di Surabaya. Sampai-sampai pemerintah Belanda menempatkan kapiten cina di Hotel Ganefo yang berdiri sekarang. Di kadal sampai diberi polisi seksi 5 untuk menjaga daerah kadal. Kadal merupakan perumahan paling tua sedangkan slompretan adalah tempat dagang.

 

Ciri khas rumah pecinan jaman dahulu pada bentuk ujung atapnya


 

Melantjong Petjinan Soerabaia – Hotel Ganefo

Melantjong Petjinan Soerabaia – Hotel Ganefo

Setelah perjalanan menyusuri Kadal (Kapasan Dalam) di postingan sebelumnya, penyusuran kami dalam perjalanan Melantjong Petjinan Soerabaia berlanjut ke Hotel Ganefo Surabaya yang saya ceritakan dalam postingan penyusuran kapasan dalam dimana Hotel ini merupakan bekas peninggalan kediaman eks kapiten cina yang mengawasi Kapasan Dalam. Dalam bangunan ini suasana khas Belanda masih kental dimana masih menggunakan ciri khas bangunan belanda dengan atap yang tinggi dan ruangan yang besar, sama seperti rumah mak saya yang masih menggnakan atap yang tinggi dan ruangan yang besar.

Papan nama hotel ganefo surabaya

Foto bersama dengan salah seorang panitia melantjong petjinan soerabaia

Model telpon jaman dahulu masih digunakan

Jendela besar merupakan ciri khas masa Belanda

Sejuk sekali ketika masuk ke Hotel Ganefo karena masih menggunakan estetika bangunan belanda dengan adanya lubang angin pada plafon dan lubang angin pada pintu serta tingginya langit-langit. Ow ya Hotel ini terletak tidak jauh dari Klenteng Boen Bio, jadi cukup berjalan kaki sebentar maka sampailah di Hotel Ganefo yang terletak juga di Jl. Kapasan. Masih juga terlihat pada meja kasir berupa mesin ketik jaman kuno dulu dan masih berfungsi dengan baik hanya saja tidak digunakan karena mesin tik jaman dulu masih keras penenakan tuts keyboardnya. Tentunya hotel ini cocok untuk anda yang memiliki cita rasa khas arsitektur bangunan dan ala belanda maupun pencinta seni 🙂

 

Tata aturan pengunjung hotel ganefo

Mesin tik jaman kuno yang masih berfungsi

Melantjong Petjinan Soerabaia – Klenteng Boen Bio

Melantjong Petjinan Soerabaia – Klenteng Boen Bio

Papan Nama Klenteng Boen Bio Surabaya di Jl. Kapasan Surabaya

Setelah postingan bakcangan, lanjut lagi mengenai kisah klenteng Boen Bio. Awalnya klenteng ini ada di posisi belakang klenteng yang berdiri sekarang. Boen Bio ini punya cirri khas kalau literature luar artinya temple literature. Di dunia cuman ada 3 yang seperti Boen Bio yakni di kota asli tempat Konghucu lahir di Tiongkok, Jepang, dan Indonesia. Perlu di ketahui Klenteng ini sudah berusia 114 tahun. dan di belakang persis klenteng ini terdapat sekolah tionghoa jaman dahulu kala yakni Sekolah Tiong Hoa Hwee Koan Surabaya atau sekarang dikenal dengan TK Tripusaka. Posisi klenteng ini berada di Jl. Kapasan Surabaya dekat dengan pasar kapasan dan kya-kya kembang jepun Surabaya.

Salah 3 pintu dari 5 pintu masuk Klenteng Boen Bio Surabaya

Plakat yang ada tepat di atas altar sembahyang merupakan plakat asli dari raja tiongkok untuk membuktikan Klenteng Boen Bio ini adalah tempat peribadatan. Tulisan plakat di atas ini berartikan “Berkumandang ke Selatan” (Sen Diau Nan Cing) dimana aliran konghucu mengalir ke selatan Tiongkok.

Papan Sen Diau Nan Cing yang diberikan raja Tiongkok jaman dahulu terpajang di klenteng ini

Ciri unik di klenteng Boen Bio tidak adanya patung seperti halnya klenteng yang beraliran Tri Dharma tetapi disini menggunakan Shinci, yaitu papan tulisan yang dipuja adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak ada altar (Yu Lau) atau altar Tuhan Yang Maha Esa (Thien Di Ren) seperti di klenteng lainnya.

 

Hanya ada satu meja altar beribadah di Klenteng Boen Bio Surabaya di Jl. Kapasan Surabaya

Ada 2 aturan yang mengatur dalam ajaran Konghucu :

  • Thien Dau, yakni atuan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
  • Ren Dau, yakni aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia

Dijelaskan juga oleh perwakilan majelis agama konghucu di klenteng ini bahwasanya dalam ajaran Konghucu juga diajarkan untuk menajaga lingkungan, aturan pemilihan pohon mana yang dapat ditebang, ikan tidak boleh di panen setiap hari dan pembuatan jaring yang tidak boleh mengenakan anak-anakya juga dalam jaring.

 

Naga di atap Boen Bio Surabaya

Nabi Konghucu lahir di tahun 551 sebelum masehi, penanggalan imlek tahun pertama. Kalau di penanggalan umum berarti 2000 + 551 maka menjadi tahun 2551 dalam kalender cina.

Nabi Konghucu lahir di keluarga perwira di jaman Jun Jiu (musim semi dan musim rontok), dimana pada masa itu banyak Negara yang tumbuh besar dan hancur. Awalnya sebelum Konghucu dilahirkan, orangtua Konghu tidak memiliki anak laki-laki karena 9 saudaranya perempuan semua dan ada 1 laki namun memiliki kaki yang cacat. Akhirnya ibunda dari Konghu berdoa di gunung Nisan agar diberi anak laki-laki.

 

Mendengarkan penjelasan ukiran dinding dengan batu marmer mengenai sejarah klenteng ini

Kalau diperhatikan di penutup meja sembahyang di klenteng Boen Bio ini terdapat binatang berkaki 4, bersisik dan mirip seperti naga serta memiliki tanduk di kepalanya ini disebut kirin. Saat Konghucu lahir ada 2 ekor naga yang mengelilingi rumah dan suara music yang merdu dimainkan oleh para dewa.

Konghu sendiri memiliki nama asli yaitu Tiong Ni, Ni diambil dari gunung Nisan, tempat ibunda Konghu sembahyang. Terdapat 49 tanda menakjubkan di tubuh Konghu yang menandakan bukan orang sembarangan. Di usia 19 tahun beliau menikah dan memiliki 1 anak, kerajaan member hadiah Ikan Li (Ikan Gurami). Di Usia 56 tahun mengembara.

 

Penjelasan Majelis Konghucu di Klenteng Boen Bioe mengenai filosofi dalam klenteng ini   

Kembali lagi ke sejarah klenteng Boen Bio, terdapat 2 pilar naga yaitu Tiong Si (Tepa Selira) sesama manusia harus bertenggang rasa.

Saat memasuki klenteng ini terdapat 4 anak tangga yang mengartikan :

  • Belajar
  • Di Dunia ini tidak mudah kekal ada saatnya pulang
  • Membersihkan pikiran dan kebersihan hati
  • Pada akhirnya kita akan pulang ke Tuhan YME

Pada ajaran Konghucu di aplikasikan dalam bangunan klenteng. 5 pintu yang ada menjadi pintu gerbang klenteng Boen Bio seperti halnya panca indra :

  • Cinta kasih
  • Kebenaran dan keadilan
  • Susila
  • Bijaksana
  • Dapat dipercaya

Hidup di dunia ini harus seimbang. Melihat yin dan yang dari klenteng dapat dilihat dari singa yang menjaga, di kiri perempuan dan di kanan laki.

Terdapat 6 pasang singa di klenteng ini, 1 pasang di depan, 1 pasang di belakang, 4 pasang di atap dimana 4 ini merupakan arah mata angin.

 

Untuk setiap memperingati ulang tahun nabi Konghu selalu diadakan wayang kulit oleh warga belakang klenteng, hal ini sudah menjadi tradisi dan tidak pernah dilanggar oleh penduduk setempat. Kenapa tidak boleh dilanggar ? ternyata kalau dilanggar warga percaya jika dilanggar maka akan terjadi musibah yang menimpa warga. Percaya tidak percaya terserah anda :p saya share apa yang saya ketahui. Ikuti juga kisah melantjong saya selanjutnya 🙂

 

 

Pengalaman SPC 1000 Boss Part 2

Pengalaman SPC 1000 Boss Part 2


Berlanjut ke postingan saya sebelumnya Review SPC Boss 1000, yang biarpun mungkin agak ‘terlambat’ memberikan pengalaman saya setidaknya teman-teman Ericovamili punya pengalaman baru :p. Ok saya mulai dari saya melakukan postingan dengan mengetik panjang melalui Opera Mini di Java, panjang karakter untuk menulis apapun di java maksimal hanya 5524 karakter, jadi ketika saya menulis blog hanya dibatasi sampai sebatas itu saja.

PC Suite di SPC ini juga memegang peranan penting bagi handphone merah SPC 1000 Boss saya yang masih awet hingga sekarang ini. PC Suite sebelumnya di setting dulu di COM port nya, cara mengetahui COM port pada windows dengan melihat device manager dan cek pada bagian COM, lihat device hp 6182 menggunakan port brapa. Ubah settingan di PC Suite menuju port yang digunakan. Pada SPC PC Suite, sms dan kontak bs d baca dengan baik meskipun tidak secanggih nokia, namun overall bagus lah. Untuk sms juga demikian,yang terlihat hanyakah nomer-nomernya saja jika tidak melakukan update download kontak terlebih dahulu. Yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh pc suitenya seperti images dan melodi menu. Kemungkinan karena ini pc suite untuk handphone cina lawas sehingga tidak terlalu mendukung handphone berjenis baru.

Sayangnya di phonebook PC Suite saya lakukan ekspor dari PC Suite Nokia dengan format csv kemudian di import dari PC Suite SPC ini tidak bisa dibaca dengan baik.sayang sekali. Kontak phonebook SPC PC Suite juga dapat men-sinkronkan diri dengan data kontak pada outlook. Jadi sampai saat ini saya masih melakukan transfer kontak dari Nokia via bluetooth secara manual tidak dapat langsung ekspor via PC Suite. Adakah rekan2 yang berhasil dalam PC Suite SPC ini?silakan berbagi juga 🙂

Lanjut ke sms, mengetik sms hanya sampai lembar ke 8 saja. Dan dalam mengetik sms sama sekali tidak terjadi jeda lambat untuk pengetikan seperti halnya di Nokia 6680 saya yang kalau sudah 3 lembar mulai lambat sekali mengetiknya sedang Di SPC 1000 Boss ini lancar jaya J . Cara sms ini membantu saya mencoba untuk melanjutkan penulisan blog saya melalui sms kemudian saya menggunakan PC Suite dari SPC ini. Kemudian manual saya kopi hasil tulisan saya melalui sms dan di paste dari PC Suite menuju postingan saya.


Artikel yang terkait :

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Introduction

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Introduction


Minggu 25 April 2010 pagi itu dengan hujan rintik-rintik dengan semangat 45 *halah* tidak membuat saya menyerah untuk menuju Jl. Bibis no 3 Surabaya (ex Redaksi Sin Ti Po 1929-Bibisoversvaart 3) , meskipun Sidoarjo dan Surabaya sama-sama diguyur hujan pagi itu.

aya berterimakasih pada rekan saya Mas Fahmi , Ko Jie, Ce Maya selaku panitia dari acara Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 dengan tema Ceng Beng / Cing Ming telah mengajak saya untuk berkeliling tempat-tempat yang berhubungan dengan pekuburan pecinan/tionghoa. Tour ini menggunakan angkot/bemo, untuk pertama kalinya saya muter-muter tempat-tempat di Surabaya naik angkot.

Definisi ceng beng sendiri menurut Pak Suparto (penulis novel, serta kontributor Koran Penyebar Semangat yang juga pelestari budaya jawa) sebagai salah satu narasumber yang dihadirkan kali ini adalah masa dimana panen gula. Kemudian setelah petani gula panen, mereka akan menonton bioskop koboi. Pak Suparto ini mengerti tentang sejarah daerah-daerah Surabaya yang dulunya adalah makan tionghoa yang kemudian dijadikan sebagai perumahan atau jalan.Ceng beng biasanya dilaksanakan pada tanggal 5 bulan April.
Di atas nisan biasa terdapat 3 patung dewa yakni Fu, Lu, Su. Fu yang berarti rejeki, lu berarti masa depan, Su berarti umur panjang.
Okai ikuti perjalanan saya di postingan-postingan selanjutya. Silakan menikmati perjalanan saya kawan..

Air Mata Kucing

Air Mata Kucing

“Minuman kesehatan yang worthed untuk dibeli”

Memang sih minuman ini sudah lama ada di mall-mall yang ada. Baru kali ini saya membahas mengenai minuman ini. Minuman yang berasal dari malaysia ini melakukan ekspansi franchisenya ke Indonesia dengan prospek ke mall-mall untuk menyaingi franchise teh yang sudah menjamur.

Minuman yang awalnya saya pikir berasal dari kucing yang menangis kemudian diambil air matanya (tapi emang kucing bisa menangis ya?hahaha ternyata selidik punya selidik air mata kucing adalah kelengkeng dalam bahasa indonesianya. Di Malaysia kelengkeng disebut mata kucing, karena bentuknya putih dan hitam yang mirip mata kucing.

Kalau saya memilih, lebih baik membayar minuman Air Mata Kucing (AMK) daripada memilih teh, kenapa? karena dengan harga yang sama dengan harga teh yang ada di mall, dengan air mata kucig ini saya mendapatkan nilai tambah kesehatan. Air Mata Kucing ini terbuat dari louhankuo (obat cina yang terkenal untuk mengatasi panas dalam) sehingga untuk kesehatan lebih bermanfaat.

Segi harga pun sama dengan franchise teh, hanya Rp.3500 anda sudah bisa mendapatkan satu gelas Air Mata Kucing ini, ditambah dengan yoghurt kegemaran para wanita pun juga harga sama. Selamat mencoba 🙂

Jika membutuhkan kontak air mata kucing bisa kontak di 08123225700 untuk franchise air mata kucing

“Minuman kesehatan yang worthed untuk dibeli”

Memang sih minuman ini sudah lama ada di mall-mall yang ada. Baru kali ini saya membahas mengenai minuman ini. Minuman yang berasal dari malaysia ini melakukan ekspansi franchisenya ke Indonesia dengan prospek ke mall-mall untuk menyaingi franchise teh yang sudah menjamur.

Minuman yang awalnya saya pikir berasal dari kucing yang menangis kemudian diambil air matanya (tapi emang kucing bisa menangis ya?hahaha ternyata selidik punya selidik air mata kucing adalah kelengkeng dalam bahasa indonesianya. Di Malaysia kelengkeng disebut mata kucing, karena bentuknya putih dan hitam yang mirip mata kucing.

Kalau saya memilih, lebih baik membayar minuman Air Mata Kucing (AMK) daripada memilih teh, kenapa? karena dengan harga yang sama dengan harga teh yang ada di mall, dengan air mata kucig ini saya mendapatkan nilai tambah kesehatan. Air Mata Kucing ini terbuat dari louhankuo (obat cina yang terkenal untuk mengatasi panas dalam) sehingga untuk kesehatan lebih bermanfaat.

Segi harga pun sama dengan franchise teh, hanya Rp.3500 anda sudah bisa mendapatkan satu gelas Air Mata Kucing ini, ditambah dengan yoghurt kegemaran para wanita pun juga harga sama. Selamat mencoba 🙂