Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Introduction
Minggu 25 April 2010 pagi itu dengan hujan rintik-rintik dengan semangat 45 *halah* tidak membuat saya menyerah untuk menuju Jl. Bibis no 3 Surabaya (ex Redaksi Sin Ti Po 1929-Bibisoversvaart 3) , meskipun Sidoarjo dan Surabaya sama-sama diguyur hujan pagi itu.
aya berterimakasih pada rekan saya Mas Fahmi , Ko Jie, Ce Maya selaku panitia dari acara Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 dengan tema Ceng Beng / Cing Ming telah mengajak saya untuk berkeliling tempat-tempat yang berhubungan dengan pekuburan pecinan/tionghoa. Tour ini menggunakan angkot/bemo, untuk pertama kalinya saya muter-muter tempat-tempat di Surabaya naik angkot.
Definisi ceng beng sendiri menurut Pak Suparto (penulis novel, serta kontributor Koran Penyebar Semangat yang juga pelestari budaya jawa) sebagai salah satu narasumber yang dihadirkan kali ini adalah masa dimana panen gula. Kemudian setelah petani gula panen, mereka akan menonton bioskop koboi. Pak Suparto ini mengerti tentang sejarah daerah-daerah Surabaya yang dulunya adalah makan tionghoa yang kemudian dijadikan sebagai perumahan atau jalan.Ceng beng biasanya dilaksanakan pada tanggal 5 bulan April.
Di atas nisan biasa terdapat 3 patung dewa yakni Fu, Lu, Su. Fu yang berarti rejeki, lu berarti masa depan, Su berarti umur panjang.
Okai ikuti perjalanan saya di postingan-postingan selanjutya. Silakan menikmati perjalanan saya kawan..