Naik Kereta Api Turangga

Naik Kereta Api Turangga


Perjalanan pertama kali dalam hidup saya menaiki kereta api kelas 1 yakni Turangga. Kereta yang berbahan dan berdesain seperti pesawat terbang, dapat terlihat dari arsitektur jendelanya yang kecil-kecil yang menandakan desain pesawat terbang cepat.Di tiap gerbong kereta ini terdapat 4 LCD TV yang menghibur dengan film dan lagu-lagu. Ya bagus menurut saya untuk kelas eksekutif. Ada AC yang menampilkan temperature suhu ruangan pada gerbong juga.Disediakan pula kresek untuk yang mabuk. Ada bagasi di dekat pintu gerbong untuk menaruh barang bawaan seperti koper. Di kereta Turangga ini pada masing-masing gerbong memiliki pintu otomatis yang akan membuka pitu pemisah antar gerbong dengan menekan tombol untuk membuka pintu gerbong. Saya berangkat dari Statisun kota Bandung jam 7 malam dan tiba di Surabaya seharusnya pukul 8 pagi namun karena saat itu kereta terlambat jadi saya tiba di Stasiun Gubeng pukul 9 Pagi.

Stasiun pertama sebagai tempat pemberhentian adalah Stasiun Rancekek. Saya perhatikan selama perjalanan berhenti di setiap stasiun masih banyak stasiun yang menjaga keawetan arsitektur bangunannya dengan khas Belanda.

Sekedar info saja ternyata makan di Turangga semenjak 1 agustus,penumpang harus membayar.Pada saat malam itu menu yang saya ambil adalah Sepiring steak seharag Rp.25.000 dan segelas the manis hangat Rp.4000. Pantes saja pramugarinya nyatetin sesuatu ,saya pikir cuman buat survei makanan penumpang doank,ternyata.. Ya hitunghitung pengalaman makan di kereta api untuk pertama kali lah hehehe 🙂 Jadi saya sarankan untuk perjalanan jangan lupa bawa minum yang cukup dan camilan.

Di kereta ini terdapat colokan listrik di samping kursi penumpang jadi bisa untuk mencharger handphone maupun notebook. Pelayanan pembersihan sampah yang selalu melayani untuk mengambil sampah-sampah di tiap gerbong. Pramugari dan pramugara menawarkan menu makanan yang dibawa ke tiap-tiap gerbong dengan berbagai menu dari steak,nasi goreng,mi rebus. Dan untuk minumannya seperti kopi,teh, dan aqua. Disediakan juga selimut(blanket) yang masih tersegel seperti habis di-laundri dan bantal untuk punggung anda.

Perjalanan ke Bandung

Perjalanan dari Surabaya ke Bandung seharusnya 16 jam di tempuh dengan Bis, dimuali dari saya tiba di Agen Bis Bandung Express berada di Jl.Arjuna Surabaya jam 3 yang kemudian ke Terminal Bungurasih untuk menjemput penumpang lain yang berada di terminal pukul jam 4 sore. Setelah itu perjalanan dimulai. Sampai di Pemalang pukul setengah 4 subuh. Pukul 4 pagi tiba di Tegal. Jam 7 pagi tiba di Sumedang. Sampai di Bandung Jl.Soekarno Hatta pukul sekitar pukul 8.40 pagi.

Di Bis Bandung Ekspress akan ditemui toilet dalam bis, dan ketika perjalanan sampai di Tuban akan di ajak makan malam sebagai fasilitas dari Bandung Ekspress dalam perjalanan jauh ke Bandung di sebuah tempat rumah makan (lupa saya nama rumah makannya) dimana menu nya dapat anda ambil sesuka anda dan secara default akan diberi teh hangat sebagai hidangan minuman.

Untuk pulangnya kembali ke Surabaya. Saya naik kereta api kelas ekesekutif dari Bandung ke Surabaya dengan naik kereta api. Dari Stasiun Bandung Kota pukul 19:00 Malam dan tiba di Stasiun Gubeng Surabaya pukul 07.40 Pagi. Perjalanan menggunakan kereta api memakan waktu 12 jam-an. Untuk kelas eksekutif per-orang dikenakan biaya Rp. 320.000 dan biaya reservasi sebesar Rp.10.000.

Sebenarnya harga standard dari Kereta Turangga untuk tahun 2010 adalah Rp.220.000 namun berhubung saya di momen liburan jadi harga menjadi Rp.320.000