<!--:en-->Information Ericova Eid Holidays<!--:--><!--:id-->Informasi Libur lebaran Ericova<!--:-->

Information Ericova Eid HolidaysInformasi Libur lebaran Ericova

Dear Customer we are honored,
inform you that we will be on the Eid holiday:
July 15, 2015 – July 28, 2015

If there is any question or request proposals can be submitted to our email: info@ericova.com

idulfitri ericova

The month of Ramadan not feel we’ve been through together,
Thanks for your support everyone,
We will always continue to update and provide the best service

Happy Eid Al-Fitr
Forgive Me Body And Soul
Sorry inwardly and outwardly spoken wholeheartedly

greeting
managementDear Customer kami yang terhormat,
menginformasikan bahwa kami akan libur lebaran pada :
15 Juli 2015 – 28 Juli 2015

Apabila ada pertanyaan maupun proposal request dapat diajukan ke email kami : info@ericova.com

idulfitri ericova

Tak terasa Bulan Ramadhan telah kita lalui bersama,
Terima kasih atas dukungan dari Anda semuanya,
Kami senantiasa akan terus memperbarui dan memberikan pelayanan yang terbaik

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan batin terucap setulus hati

Salam
Managemen

Pelesir Pecinan Surabaya Edisi Suroboyan

Pelesir Pecinan Surabaya Edisi Suroboyan

Halo Temen-temen 😀 yuk kita jalan-jalan keliling Surabaya bersama komunitas Jejak Petjinan…!!!

Versi bahasa Suroboyoan bisa dibaca di sini: https://www.facebook.com/notes/jejak-petjinan/pelesir-pecinan-surabaya-edisi-suroboyoan/463344053684164

Nah kalo pas bulan Ramadhan gini, pelancongan ya sudah sepantasnya dicocok-cocokkan dengan tempat-tempat yang ada hubungannya dengan Islam,

Lho, lho, nanti dulu deh, memangnya lu pikir orang-orang sipit itu tidak ada yang muslim ya? Weleh-weleh ketinggalan berita deh kamyu. Lha situ belum pernah ke masjid Cheng Ho sih ya. Hah? Sapa pula si Cheng Ho itu? Hwadoh, kalo gitu lu pasti belum pernah mengunjungi kelenteng yang ada tradisi ritual sembahyang Jumat legi tiap bulan? E lho.. ada ya? kelenteng kok njawani gitu. ck..ck…ck…cck…

Nah makanya, sekarang lu bakal diajak mengenal sisa-sisa peninggalan Cheng Ho yang ada di Surabaya. Ooooo… ada ya? Lho, jangan salah, jejak-jejak Cheng Ho itu tersebar di seluruh Indonesia lho, gak cuma di Semarang aja.

Jadi, kalo lu-lu pade tertarik dan pengen tau lebih banyak tentang tetangganya pecinan dan gini-gitunya jejak Cheng Ho di kota Surabaya ini, yok rame-rame ikutan acara ‘Pelesir Pecinan Surabaya’. Ngumpulnya pelesir di jl Bibis no.3. Dari Bibis naik bemo ke Demak, abis gitu langsung menuju ke Ampel kemudian ngumpul di masjid Cheng Ho, makan malam bersama sebelum kembali ke Bibis atau bubar pulang sendiri-sendiri. Seru banget kan???

Masih mikir-mikir? Udah deh, daftar aja, yok rame-rame ikutan acara ‘Pelesir Pecinan Surabaya’. Jangan kuatir pelantjongan dipandu guide yang fasih banget lho…!!! Ayo cepet-cepet daftar rame-rame, jangan sampe ketinggalan ya…!!!

Pendaftaran bakal ditutup hari kamis 26 Juli 2012 malam. Kalau mo gabung, jangan lupa tulis biodata singkat dan nomer HP yang bisa dikontak, juga bisa kirim email atau pesan via Facebook. https://www.facebook.com/events/443848365646679/

 

Berikut info lengkapnya:

Waktu : Minggu, 29 Juli 2012

Jam : 13.30-19.00 wib (makan malam disediakan)

Lokasi : jalan Bibis* – Demak – Ampel – Gading – Bibis

Biaya : Rp 110.000,- (sudah termasuk tajjil, makan malam, air mineral, nametag, pin)

*Dapatkan harga khusus untuk anggota dengan menunjukkan 3 pin MPS yang berbeda atau nomer kartu anggota

 

Kontak : Maya (08123047311 atau jejakpetjinan@gmail.com)

 

13.30-14.00 Berkumpul di Bibis no 3

14.45-15.15 Kelenteng Sam Poo Sing Bio

15.30-16.30 Kawasan masjid Ampel

16.45-17.30 Masjid Cheng Ho

17.30-18.30 Bukapuasa & makan malam di kantin masjid Cheng Ho

19.00- kembali ke Bibis no 3

 

Kerpekan acara :

Pukul 13.30-14.00

Berkumpul di Bibis no 3

Pendaftaran ulang

Pembukaan, Sinopsis Perjalanan & Peraturan

Jual topi Jejak Petjinan dan buku-buku yang berkaitan dengan Cheng-Ho dan muslim Tionghoa.

 

Pukul 14.45 – 15.15

Kelenteng Sam Poo Sing Bio, jl. Demak

Peserta akan mendengar cerita mengenai kelenteng ini yang terkenal dengan nama Mbah Ratu dan melihat peninggalan Cheng Ho di sini.

 

Pukul 15.30 – 16.30

Kawasan masjid Ampel

Disini peserta diajak mendengar cerita bagaimana asal mula kawasan ini, dan cerita di balik masjid Ampel.

 

Pukul 16.45 – 17.30

Masjid Cheng Ho, jl. Gading

Peserta akan mendengar cerita mengenai sejarah masjid Cheng Ho.

 

Pukul 17.30 – 18.30

Kantin masjid Cheng Ho

Disini kita akan memberikan kesempatan kepada peserta yang berpuasa untuk berbuka puasa, sambil makan malam bersama.

 

Pukul 19.00

Pengumuman pemenang kuesioner dan acara berakhir.

 

Ketentuan dan Cara daftar:

1. Minta nomer pendaftaran dengan cara email jejakpetjinan@gmail.com atau sms/telp ke 08123047311

2. Setelah Anda dapat nomer urut, yang disertai dengan info no. rek, diminta untuk transfer sesuai dengan instruksi yang diterima. Misalnya dapat nomer urut 12, maka diminta untuk transfer sebesar 110.012. Ini supaya kami tahu peserta dengan nomer urut berapa yang sudah bayar.

3. Pendaftaran ditutup hari Kamis malam, tanggal 26 Juli 2012 tepat tengah malam, peserta yang sudah dapat nomer urut namun sampai penutupan belum transfer dianggap batal.

4. Uang pendaftaran yang sudah ditransfer tidak dapat dikembalikan, namun bisa digantikan orang lain.

5. Peserta acara ini tidak diasuransikan.

6. Peserta diwajibkan memakai pakaian yang tertutup dan sopan, (perempuan perlu membawa kain/syal untuk kerudung) untuk memudahkan proses masuk masjid dan makam.

Bagi perempuan yang sedang haid, tidak dianjurkan untuk ikut, karena tidak akan boleh masuk masjid.

 

*Pelesir Pecinan Surabaya adalah hasil adaptasi Melantjong Petjinan Soerabaya, sebuah wisata budaya yang memberikan gambaran umum tentang pecinan Surabaya, yang lebih ditujukan untuk pendatang dari luar kota Surabaya dan dapat dikemas sesuai permintaan dan kebutuhan wisatawan.

Dengan ikut berpartisipasi dalam Pelesir Pecinan Surabaya, berarti Anda telah mendukung usaha penggalangan dana Komunitas Jejak Petjinan dalam melestarikan dan mempublikasikan budaya Tionghoa di Indonesia, sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan semangat pluralisme.

MELANTJONG PETJINAN SOERABAIA 10

MELANTJONG PETJINAN SOERABAIA 10

Bahasa Indonesia :

Temen-temen yuk kita jalan-jalan keliling Surabaya bersama komunitas Jejak Petjinan…!!!

Tahun 2012 ini, Jejak Petjinan bakal ngajakin lu ngertiin profesi orang-orang Tionghoa  yang ada di berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang bisnis aja, tapi ada juga yang jadi pengacara, arsitek, dokter, olahragawan, seniman, perwira AL, dan lain-lain

Meskipun begitu, pelancongan tahun 2012 ini ya dimulai dari bidang bisnis. Sebab emang banyak sih yang sukses dalam bisnis. Lho.. lho tapi bentar deh, lu pikir orang Tionghoa itu begitu lahir kedunia oek oek langsung kaya raya gitu? Lha itu asal banget deh lu, ya.. itu yang anaknya konglomerat kali. Padahal sebetulnya kebanyakan aslinya anaknya engkong-engkong (kakek-kakek) melarat yang mengadu nasib di sini. Lha makanya, sekarang lu bakal diajak ngertiin jurus-jurus bisnisnya orang Tionghoa. Weleh-weleh, ternyata lifestyle dan budaya hidupnya orang Tionghoa ini yang jadi penyebab suksesnya di bisnis.

Nah sekarang sebetulnya lu dah tahu beneran gak sih apa itu hopeng?

Apa lu juga tahu kenapa usaha orang Tionghoa itu ceritanya selalu hoki?

Lha terus apa iya, lokasi bisnis itu harus disiapkan pakai hong sui? Ama lu udah  tau ngincipin lontong cap g meh yang enaknya maknyuss di Surabaya? Eh tapi lu ini dah pernah main ke kelenteng yang ada altar Dewi Sri-nya belum?

So, kalo lu-lu pade tertarik dan pengen tau lebih banyak gini gitunya kiat bisnis ala Tionghoa ini, yok ikutan acara ’Melantjong Petjinan Soerabaia’. Ngumpulnya melantjong di Ario, Dinoyo no.94-96. Dari Dinoyo diantar naik bis ke Finna, abis gitu jalan kaki menuju Grha Wismilak di jalan Dr. Sutomo. Mampir di Ir. Anwari, untuk makan siang, kemudian lanjut jalan kaki di kelenteng  Cokroaminoto, sebelum bubar pulang sendiri-sendiri. Seru banget kan???

Masih mikir-mikir? Udah deh, daftar aja, yok rame-rame ikutan acara ’Melantjong Petjinan Soerabaia’. Jangan kuatir pelantjongan dipandu guide yang faham Petjinan Soerabaia lho…!!! Ayo cepet-cepet daftar rame-rame, jangan sampe ketinggalan ya…!!!

Pendaftaran bakal ditutup hari jumat 20 April malam atau kalau peserta sudah mencapai 50 orang. Kalau mo gabung, jangan lupa tulis biodata singkat dan nomer HP yang bisa dikontak, juga bisa kirim email atau pesan via Facebook.

https://www.facebook.com/events/205771462868460/

 

Berikut info lengkapnya:

Waktu          : Minggu, 22 April 2012

Jam                  : 07.00-14.00 wib (makan siang disediakan)

Lokasi                  : jalan Dinoyo – Dr.Sutomo – Raya Darmo – Ir. Anwari – Cokroaminoto

Biaya              : Rp 55.000,00* (snack, icip-icip produk Finna, makan siang, air mineral, nametag, pin)

Kontak         : Maya (081214001421 atau jejakpetjinan@gmail.com)

Kerpekan acara :

Pukul 7.00 – 7.30 Berkumpul di Ario, jalan Dinoyo 94-96

Pendaftaran ulang

Pembukaan, Sinopsis Perjalanan & Peraturan

Jual topi Jejak Petjinan dan buku komik “Kumpulan Kiat Sukses Finansial ala Engkong A Fuk”

 

Pukul 7.30 – 8.30 Ario Memorial Services, Inc., jl. Dinoyo

Peserta akan mendengar cerita mengenai bagaimana Ario menjalankan bisnisnya dengan perumpamaan “kuasai medan”, peserta juga akan diajak keliling melihat produk Ario.

 

Pukul 8.40 – 9.40 Grha Wismilak, jl. Dr. Sutomo

Disini peserta diajak mendengar cerita bagaimana Wismilak “meningkatkan kualitas” produknya sehingga menjadi produk yang menginternasional, peserta juga akan diceritakan mengenai sekelumit sejarah Wismilak.

 

Pukul 09.55 – 10.55 Finna, Gift Shop, jl. Raya Darmo

Peserta akan mendengar cerita mengenai bagaimana PT. Sekar Laut “berkonsolidasi” dalam mengembangkan produk Finna, peserta juga akan disajikan icip-icip produk Finna.

 

Pukul 11.20 – 12.20 Depot Wijaya, jl. Ir. Anwari

Disini kita akan makan siang sambil mendengar cerita tentang tradisi lontong Cap Go Meh

 

Pukul 12.20 – 13.30 Kelenteng Hong San Ko Tee, jl. Cokroaminoto

Disini bersama pengurus kelenteng, peserta akan diajak melihat kelenteng Cokroaminoto yang memiliki altar khusus Dewi Sri, dan mengenal sejarah kelenteng.

 

Pukul 13.30 – 14.00 Pengumuman pemenang kuesioner dan acara berakhir.

Ketentuan dan Cara daftar:

  1. Minta nomer pendaftaran dengan cara email jejakpetjinan@gmail.com atau sms/telp ke 081214001421.
  2. Setelah Anda dapat nomer urut, yang disertai dengan info no. rek, diminta untuk transfer sesuai dengan instruksi yang diterima. Misalnya dapat nomer urut 12, maka diminta untuk transfer sebesar 55.012. Ini supaya kami tahu peserta dengan nomer urut berapa yang sudah bayar.
  3. Pendaftaran ditutup hari Jumat, tanggal 20 April 2010 tengah malam, peserta yang sudah dapat nomer urut namun sampai penutupan belum transfer dianggap batal.
  4. Uang pendaftaran yang sudah ditransfer tidak dapat dikembalikan, namun bisa digantikan orang lain.
  5. Peserta acara ini tidak diasuransikan.

Bahasa Jawa :

Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Suroboyo bareng grup Jejak Petjinan…!!!

Tahun 2012 iki, Jejak Petjinan bakal ngajak koen ngertenin kerjoane wong-wong Tionghoa sing pating telecek nang endi-endi, ora cuma bisnis-bisnisan tok, tapi yo onok sing dadi pengacara, arsitek, dokter, olahragawan, seniman, perwira AL, mbek liyan-liyane.

Masio ngono, pelantjongan tahun 2012 iki yo dimulai teko kerjoan bisnis. Soale wancen akeh sing sukses ning kerjoan bisnis. Lho.. lho tapi sek talah, mbok pikir wong tionghoa iku lair mbrojol oek oek langsung sugih gak-eran-eran tah. Lha iku ngawur tenan koen, yoh.. iku sing anake konglomerat be’e. Padahal sakjane kakehan asline anake engkong-engkong melarat sing ngadu nasip nang kene. Lha mangkane rek, saiki koen bakal diajak ngertenin jurus-jurus bisnis’e wong Tionghoa. Weleh-weleh, dadakno lepstaile (=lifestyle) ambek budaya uripe wong Tionghoa iki sing dadi goro-gorone sukses nang bisnis.

Saiki sakjane koen iki temenan wes ngerti tah opo iku hopeng? Opo koen yo weruh opo’o usaha wong Tionghoa iku ceritone hoki tok? Lha terus opo iyo, panggone bisnis kuwi musti dicepakno nganggo hong sui? Ambek wes tau tah awakmu ngincipi lontong cap go meh sing wenak soro nang Suroboyo? Eh tapi koen iki wes tau nyambangi kelenteng sing ono altar Dewi Sri’ne?

Lha lek koen tertarik karo pengen weruh luwih akeh ngono-ngene’ne kiat bisnis ala Tionghoa iki, yok rentang-renteng melu acara ’Melantjong Petjinan Soerabaia’. Temon pelantjongan nglumpuk ning Ario, Dinoyo no. 94-96. Teko Dinoyo dianter bis nang Finna, maringono langsung bablas nang Dr. Sutomo. Mampir ning Ir. Anwari, mangan sek rek, trus nglumpuk nang kelenteng Cokroaminoto, sakdurunge mulih dewe-dewe. Seru tenan toh???

Wes talah, yok rame-rame melu acara ’Melantjong Petjinan Soerabaia’. Jo’ kuwatir pelantjongan dipandu guide sing paham budaya Petjinan Soerabaia lho…!!! Ayo rentang-renteng cepetan daftar rame-rame, sakdurunge ditutup yo…!!! Pendaftaran bakale ditutup, lek peserta wes nyampek 50 wong. Nek arep gabung jo’ lali tulisen biodata singkat yo karo nomor HP sing iso dikontak rek, iso kirim mail po pesan via Fesbuk.

Berikut inpo lengkape:

Waktu : Minggu, 22 April 2012
Jam : 07.00-14.00 wib (makan siang disediakan)
Lokasi : jalan Dinoyo – Dr.Sutomo – Raya Darmo – Ir. Anwari – Cokroaminoto
Biaya : Rp 55.000,00* (snack, icip-icip produk Finna, makan siang, air mineral, nametag, pin)
Kontak : Maya (081214001421 atau jejakpetjinan@gmail.com)

Kerpekan acara :
Pukul 7.00 – 7.30
Berkumpul di Ario, jalan Dinoyo 94-96
Pendaftaran ulang
Pembukaan, Sinopsis Perjalanan & Peraturan
Jual topi Jejak Petjinan dan buku komik “Kumpulan Kiat Sukses Finansial ala Engkong A Fuk”

Pukul 7.30 – 8.30
Ario Memorial Services, Inc., jl. Dinoyo
Peserta akan mendengar cerita mengenai bagaimana Ario menjalankan bisnisnya dengan perumpamaan “kuasai medan”, peserta juga akan diajak keliling melihat produk Ario.

Pukul 8.40 – 9.40
Grha Wismilak, jl. Dr. Sutomo
Disini peserta diajak mendengar cerita bagaimana Wismilak “meningkatkan kualitas” produknya sehingga menjadi produk yang menginternasional, peserta juga akan diceritakan mengenai sekelumit sejarah Wismilak.

Pukul 09.55 – 10.55
Finna, Gift Shop, jl. Raya Darmo
Peserta akan mendengar cerita mengenai bagaimana PT. Sekar Laut “berkonsolidasi” dalam mengembangkan produk Finna, peserta juga akan disajikan icip-icip produk Finna.

Pukul 11.20 – 12.20
Depot Wijaya, jl. Ir. Anwari
Disini kita akan makan siang sambil mendengar cerita tentang tradisi lontong Cap Go Meh

Pukul 12.20 – 13.30
Kelenteng Hong San Ko Tee, jl. Cokroaminoto
Disini bersama pengurus kelenteng, peserta akan diajak melihat kelenteng Cokroaminoto yang memiliki altar khusus Dewi Sri, dan mengenal sejarah kelenteng.

Pukul 13.30 – 14.00
Pengumuman pemenang kuesioner dan acara berakhir.

Ketentuan dan Cara daftar:
1. Minta nomer pendaftaran dengan cara email jejakpetjinan@gmail.com atau sms/telp ke 081214001421
2. Setelah Anda dapat nomer urut, yang disertai dengan info no. rek, diminta untuk transfer sesuai dengan instruksi yang diterima. Misalnya dapat nomer urut 12, maka diminta untuk transfer sebesar 55.012. Ini supaya kami tahu peserta dengan nomer urut berapa yang sudah bayar.
3. Pendaftaran ditutup hari Jumat, tanggal 20 April 2010 tepat tengah malam, peserta yang sudah dapat nomer urut namun sampai penutupan belum transfer dianggap batal.
4. Uang pendaftaran yang sudah ditransfer tidak dapat dikembalikan, namun bisa digantikan orang lain.
5. Peserta acara ini tidak diasuransikan.

Pengalaman Melantjong Petjinan Kanak-Kanak

Pengalaman Melantjong Petjinan Kanak-Kanak

Yuhuu Ericovamili !! 😀 kembali lagi dengan berbagi pengalaman saya dengan teman-teman komunitas Jejak Petjinan. Kali ini topik Melancong Pecinan dengan tema Melantjong Petjinan Kanak-Kanak dimana pesertanya adalah dominasi anak-anak kecil. Peserta kali ini mayoritas berasal dari YCCLC (Yong Cun Chinesse Cultural Language Center) yang berada di Araya Surabaya. Bertepatan dengan hari Kamis 7 Juli 2011 saya bertugas untuk menjadi dokumentasi dari acara kali ini berangkat langsung menemani perjalan dari Araya tempat YCCLC Surabaya.

Rute Pelantjongan kali ini menuju :

  1. Klenteng Hong Tiek Hien, yang berada di Jl. Dukuh Surabaya (dekat Kya-Kya Kembang Jepun).

     

    Pada klenteng ini merupakan satu-satunya klenteng yang budaya memainkan wayang Potehi masih ada. Apaan sih wayang potehi itu? Yuk saya berbagi cerita tentang potehi ini 🙂

    Potehi berasal dari kata Pou (kain), Te (Kantong), dan Hi (wayang). Jadi Wayang Potehi adalah wayang yang terbuat dari boneka kain. Sang dalang akan memasukan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3000-an tahun dan berasal dari China.

     

     

    Pihak klenteng menyambut baik sekali dengan acara edukasi bermain dan belajar akan sejarah wayang potehi, anak-anak bermain dan membuat wayang potehi dari bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh rekan-rekan Jejak Petjinan. Membuat Lu Ya (Macan) boneka, dimana anak-anak membuat mata dan menghias badan macan dengan spidol, wooww semua anak-anak memainkan boneka yang dikreasikan dan mendapatkan doorprize untuk kreasi wayang potehi yang dibuat yippiii 😀

     

     

    Meburut dalang yang memainkan saya bertanya pada dalang kenapa kok wayang dibiarkan tidak di cuci dan kotor? Menurut dalang yang memainkan, wayang potehi tidak boleh dicuci entahlah mengapa sudah tradisi dari jaman dahulu kala untuk tidak dicuci.

     

     

    Klenteng Hong Tiek Hien ini termasuk klenteng yag sudah berdiri lama dan sudah berbaur dengan warga. Warga sekitar juga turut membantu jika ada kegiatan-kegiatan yang diadakan di klenteng ini. Klenteng ini dipisahkan oleh gang sehingga ada sisi kiri dan kanan dari klenteng, pertengahan sisi ini menghubungkan jalan raya Dukuh dengan gang warga Dukuh. Inilah kulturalisasi budaya Tionghoa dengan rakyat Indonesia berjalan dengan baik. Semoga di tempat lain juga toleransi beragama berjalan dengan baik di tempat lain juga 🙂

     

     

  2. Pabrik Mie & Misua Marga Mulia, yang berada di Jl. Pesapen Kali 23 Surabaya (dekat Jl. Rajawali dan Jembatan Merah).

    Perjalanan berlanjut ke pabrik mi dan misua, Disini saya dan teman-teman Jejak Petjinan dan rombongan anak-anak bermain dan belajar ke pabrik Misua. Misua bentuknya seperti Mi namun lebih tipis. Misua adalah sejenis mie tipis yang terbuat dari Tepung sagu (Terigu). Asalnya dari Fujian, China. Misua lebih lembut dan lebih mudah dicerna, berbeda dengan Mihun/Bihun yang terbuat dari tepung beras, dan Soun/Su Un yang terbuat dari tepung sagu (biasa dipakai untuk sajian bakso). Dalam budaya Tionghoa, misua melambangkan umur panjang, makanan tradisional yang disajikan sewaktu ulang tahun dan sering dimasak pada perayaan-perayaan tertentu.

    Di Pabrik Misua Marga Mulya kami disambut baik oleh Pak Subianto pemilik dari Pabrik ini, keluarga yang ramah dan kami pun senang disambut dengan baik disini 🙂 Anak-anak dapat belajar proses bagaiman mi dan misua dibuat. Dari pengolahan pertama hingga penjemuraan mi dan packing yang sudah biasa dilihat di supermarket. Kebetulan anak dari Pak Subianto ini lagi ulang tahun, tambah seru lagi dengan nyanyi ulang tahun bersama dan pemberian kado dari rekan-rekan Jejak Petjinan pada Amei.

    Setelah pembelajaran mengenai cara pembuatan misua dan mi berakhir dilanjutkan dengan makan siang mi dan misua bersama untuk menikmati sajian hidangan lezat yang dibuat oleh Istri Pak Subianto. Yahuuddd berbagai macam kreasi misua diciptakan (secara pribadi saya lebih suka misua daripada mi :p) adalagi misua kering yang dicampur dengan bumbu BBQ sehingga anak-anak senang, rasa sensasi waktu makan seperti makan krupuk / snack menjadi rebutan anak-anak 😀

Okai sampai sekian berbagi pengalaman saya dengan rekan-rekana Jejak Petjinan dalam acara Melantjong Petjinan Kanak-Kanan bersama YCCLC. Nantikan pengalaman selanjutnya. Ow iya tanggal 23-24 Juli 2011 ini kami dari Jejak Petjinan mengadakan Melantjong Petjinan Madura, untuk pendaftaran dan detil acara bisa ke facebook Jejak Petjinan atau bisa kontak saya melalui email eric.tranggono@ericova.com nanti akan saya teruskan ke bagian pendaftaran untuk menindaklanjuti acara ini. Salam tur wisata 😀

Melantjong Petjinan Soerabaia – Kampung Kungfu Surabaya

Melantjong Petjinan Soerabaia – Kampung Kungfu Surabaya

Arsitektur rumah perkampungan Kapasan Dalam

Perjalanan Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 5 berlanjut lagi ke kampung kungfu di Kapasan Dalam setelah postingan saya sebelumnya mengenai Klenteng Boen Bio. Saya ditemani oleh Pak Gunawan yang sekaligus Pembina karang taruna di Kadal ini sekaligus warga yang mengenal riwayat sejarah Kapasan Dalam. Dulunya kapasan dalam ini terkenal dengan kampung kungfu atau kungfu village, atau juga kampung perlawanan, kampung buaya. Terutama kapasan dalam, terletak di belakang klenteng Boen Bio maka akan terlihat lapangan basket sebagai saksi sejarah Kadal. Orang-orang disini jaman dahulu tidak mau direndahkan orang luar. Misal ada penghuni baru tapi tidak permisi ke orang lama, maka akan diberi peringatan, jika sampai tidak mengindahkan peringatan maka akan dilempari kotoran rumahnya. Warga disini tidak suka kalau disalahkan, hingga sering terjadi baku hantam. Di Kadal (Kapasan Dalam) ini muncul tokoh-tokoh jago silat seperti Ko Kui Yang, Cing Hai, Sin Cai, Kon Su Ying sebagai orang-orang lama pada masa itu.

Arsitektur rumah kapasan dalam

Lapangan Basket saksi sejarah kapasan dalam

Pak Gunawan memberikan pandangan sejarah kapasan dalam

Kemudian dialnjutkan oleh Pak Lukito sebagai narasumber dari dosen UK Petra jurusan arsitek. Kadal dibangun di masa tahun 1800-an sedangkan klenteng Boen Bio di masa 1700-an. Generasi orang tionghoa pertama yang datang sendirian dan menikah dengan orang lokal disebut baba. Tahun 1900-an generasi totok yang mana orang tiongkok datang dan membawa keluarganya disebut totok. Di era inilah munculah sekolah tionghoa di Surabaya. Imigran-imigran yang datang ke Surabaya ini merupakan orang susah yang mengadu nasib di Surabaya.

 

Foto rumah satu pintu

Menyusuri brand gang kampong Kapasan Dalam ini, saya dilewatkan ke bangunan rumah yang dalamnya ada sumur yang bernama sumur tong. Sayang sekali saya tidak bisa melihat sumur ini seperti apa bentuknya karena pintu akses sumur ini dikunci. Sumur ini dulunya digunakan untuk mandi bersama, ada kebakaran maka digunakanlah air dari sumur ini. Ada juga cerita konon anak-anak kecil disini takut, karena mereka melihat ada wanita mandi tapi setelah diikuti menghilang. Tong dalam sumur tong mengartikan untuk lingkungan.

Di kampung kapasan dalam ini memiliki ciri khas yaitu memiliki kavling kecil-kecil namun panjang rumahnya.

 

Warga lama di Kapasan Dalam

Ciri khas rumah pecinan jaman dahulu pada bentuk ujung atapnya

Bio Gok Cuan merupakan tokoh tionghoa yang lahir disini, dimana Go Cuan merupakan orang yang berpengaruh di Kadal jaman dahulu. Tradisi wayang selalu dijaga dan tidak dihilangkan. Selama 114 tahun wayang di kadal (kapasan dalam) diadakan dan biasa dilaksananakan sehari sebelum lahirnya nabi Konghucu dengan perform wayang golek dan wayang kulit. Disinilah cikal bakal rumah-rumah tionghoa di Surabaya. Sampai-sampai pemerintah Belanda menempatkan kapiten cina di Hotel Ganefo yang berdiri sekarang. Di kadal sampai diberi polisi seksi 5 untuk menjaga daerah kadal. Kadal merupakan perumahan paling tua sedangkan slompretan adalah tempat dagang.

 

Ciri khas rumah pecinan jaman dahulu pada bentuk ujung atapnya


 

Melantjong Petjinan Soerabaia – Hotel Ganefo

Melantjong Petjinan Soerabaia – Hotel Ganefo

Setelah perjalanan menyusuri Kadal (Kapasan Dalam) di postingan sebelumnya, penyusuran kami dalam perjalanan Melantjong Petjinan Soerabaia berlanjut ke Hotel Ganefo Surabaya yang saya ceritakan dalam postingan penyusuran kapasan dalam dimana Hotel ini merupakan bekas peninggalan kediaman eks kapiten cina yang mengawasi Kapasan Dalam. Dalam bangunan ini suasana khas Belanda masih kental dimana masih menggunakan ciri khas bangunan belanda dengan atap yang tinggi dan ruangan yang besar, sama seperti rumah mak saya yang masih menggnakan atap yang tinggi dan ruangan yang besar.

Papan nama hotel ganefo surabaya

Foto bersama dengan salah seorang panitia melantjong petjinan soerabaia

Model telpon jaman dahulu masih digunakan

Jendela besar merupakan ciri khas masa Belanda

Sejuk sekali ketika masuk ke Hotel Ganefo karena masih menggunakan estetika bangunan belanda dengan adanya lubang angin pada plafon dan lubang angin pada pintu serta tingginya langit-langit. Ow ya Hotel ini terletak tidak jauh dari Klenteng Boen Bio, jadi cukup berjalan kaki sebentar maka sampailah di Hotel Ganefo yang terletak juga di Jl. Kapasan. Masih juga terlihat pada meja kasir berupa mesin ketik jaman kuno dulu dan masih berfungsi dengan baik hanya saja tidak digunakan karena mesin tik jaman dulu masih keras penenakan tuts keyboardnya. Tentunya hotel ini cocok untuk anda yang memiliki cita rasa khas arsitektur bangunan dan ala belanda maupun pencinta seni 🙂

 

Tata aturan pengunjung hotel ganefo

Mesin tik jaman kuno yang masih berfungsi

Melantjong Petjinan Soerabaia – Klenteng Boen Bio

Melantjong Petjinan Soerabaia – Klenteng Boen Bio

Papan Nama Klenteng Boen Bio Surabaya di Jl. Kapasan Surabaya

Setelah postingan bakcangan, lanjut lagi mengenai kisah klenteng Boen Bio. Awalnya klenteng ini ada di posisi belakang klenteng yang berdiri sekarang. Boen Bio ini punya cirri khas kalau literature luar artinya temple literature. Di dunia cuman ada 3 yang seperti Boen Bio yakni di kota asli tempat Konghucu lahir di Tiongkok, Jepang, dan Indonesia. Perlu di ketahui Klenteng ini sudah berusia 114 tahun. dan di belakang persis klenteng ini terdapat sekolah tionghoa jaman dahulu kala yakni Sekolah Tiong Hoa Hwee Koan Surabaya atau sekarang dikenal dengan TK Tripusaka. Posisi klenteng ini berada di Jl. Kapasan Surabaya dekat dengan pasar kapasan dan kya-kya kembang jepun Surabaya.

Salah 3 pintu dari 5 pintu masuk Klenteng Boen Bio Surabaya

Plakat yang ada tepat di atas altar sembahyang merupakan plakat asli dari raja tiongkok untuk membuktikan Klenteng Boen Bio ini adalah tempat peribadatan. Tulisan plakat di atas ini berartikan “Berkumandang ke Selatan” (Sen Diau Nan Cing) dimana aliran konghucu mengalir ke selatan Tiongkok.

Papan Sen Diau Nan Cing yang diberikan raja Tiongkok jaman dahulu terpajang di klenteng ini

Ciri unik di klenteng Boen Bio tidak adanya patung seperti halnya klenteng yang beraliran Tri Dharma tetapi disini menggunakan Shinci, yaitu papan tulisan yang dipuja adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak ada altar (Yu Lau) atau altar Tuhan Yang Maha Esa (Thien Di Ren) seperti di klenteng lainnya.

 

Hanya ada satu meja altar beribadah di Klenteng Boen Bio Surabaya di Jl. Kapasan Surabaya

Ada 2 aturan yang mengatur dalam ajaran Konghucu :

  • Thien Dau, yakni atuan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
  • Ren Dau, yakni aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia

Dijelaskan juga oleh perwakilan majelis agama konghucu di klenteng ini bahwasanya dalam ajaran Konghucu juga diajarkan untuk menajaga lingkungan, aturan pemilihan pohon mana yang dapat ditebang, ikan tidak boleh di panen setiap hari dan pembuatan jaring yang tidak boleh mengenakan anak-anakya juga dalam jaring.

 

Naga di atap Boen Bio Surabaya

Nabi Konghucu lahir di tahun 551 sebelum masehi, penanggalan imlek tahun pertama. Kalau di penanggalan umum berarti 2000 + 551 maka menjadi tahun 2551 dalam kalender cina.

Nabi Konghucu lahir di keluarga perwira di jaman Jun Jiu (musim semi dan musim rontok), dimana pada masa itu banyak Negara yang tumbuh besar dan hancur. Awalnya sebelum Konghucu dilahirkan, orangtua Konghu tidak memiliki anak laki-laki karena 9 saudaranya perempuan semua dan ada 1 laki namun memiliki kaki yang cacat. Akhirnya ibunda dari Konghu berdoa di gunung Nisan agar diberi anak laki-laki.

 

Mendengarkan penjelasan ukiran dinding dengan batu marmer mengenai sejarah klenteng ini

Kalau diperhatikan di penutup meja sembahyang di klenteng Boen Bio ini terdapat binatang berkaki 4, bersisik dan mirip seperti naga serta memiliki tanduk di kepalanya ini disebut kirin. Saat Konghucu lahir ada 2 ekor naga yang mengelilingi rumah dan suara music yang merdu dimainkan oleh para dewa.

Konghu sendiri memiliki nama asli yaitu Tiong Ni, Ni diambil dari gunung Nisan, tempat ibunda Konghu sembahyang. Terdapat 49 tanda menakjubkan di tubuh Konghu yang menandakan bukan orang sembarangan. Di usia 19 tahun beliau menikah dan memiliki 1 anak, kerajaan member hadiah Ikan Li (Ikan Gurami). Di Usia 56 tahun mengembara.

 

Penjelasan Majelis Konghucu di Klenteng Boen Bioe mengenai filosofi dalam klenteng ini   

Kembali lagi ke sejarah klenteng Boen Bio, terdapat 2 pilar naga yaitu Tiong Si (Tepa Selira) sesama manusia harus bertenggang rasa.

Saat memasuki klenteng ini terdapat 4 anak tangga yang mengartikan :

  • Belajar
  • Di Dunia ini tidak mudah kekal ada saatnya pulang
  • Membersihkan pikiran dan kebersihan hati
  • Pada akhirnya kita akan pulang ke Tuhan YME

Pada ajaran Konghucu di aplikasikan dalam bangunan klenteng. 5 pintu yang ada menjadi pintu gerbang klenteng Boen Bio seperti halnya panca indra :

  • Cinta kasih
  • Kebenaran dan keadilan
  • Susila
  • Bijaksana
  • Dapat dipercaya

Hidup di dunia ini harus seimbang. Melihat yin dan yang dari klenteng dapat dilihat dari singa yang menjaga, di kiri perempuan dan di kanan laki.

Terdapat 6 pasang singa di klenteng ini, 1 pasang di depan, 1 pasang di belakang, 4 pasang di atap dimana 4 ini merupakan arah mata angin.

 

Untuk setiap memperingati ulang tahun nabi Konghu selalu diadakan wayang kulit oleh warga belakang klenteng, hal ini sudah menjadi tradisi dan tidak pernah dilanggar oleh penduduk setempat. Kenapa tidak boleh dilanggar ? ternyata kalau dilanggar warga percaya jika dilanggar maka akan terjadi musibah yang menimpa warga. Percaya tidak percaya terserah anda :p saya share apa yang saya ketahui. Ikuti juga kisah melantjong saya selanjutnya 🙂

 

 

Melantjong Petjinan Soerabaia : Bakcang

Melantjong Petjinan Soerabaia : Bakcang

Weiiitts Ericovamili ! kali ini saya berkesempatan untuk ikut tur melanjtong petjinan soerabaia. Setelah episode 3 yang aman event untuk petjinan berhubungan dengan pemakaman kali ini saya tidak melewatkan episode kampoeng kungfu, special di tanggal momentum fengshui 10-10-2010 ! 😀 episode kemarin yang melantjong petjinan menuju tuban saya tidak bisa hadir hehe :p

Ce Maya sedang briefieng para anggota

Seperti biasa markas besar selalu berkumpul di kediaman Ce Paulina Mayasari, founder dari Jejak Petjinan. Bertempat di Jl. Bibis no 3 (Bibisoversvaart straat 3) berkumpulah saya dengan para pelancong. Ehh ketemu Emak dari Ce Dian disini sekaligus Mak saya juga kekeke :p ga nyangka ternyata di part pertama yakni pembuatan bakcang dan sejarah bakcang ada Mak nongol dan masuk tipi :p hihihihi selamat ya mak 😀

                                               Souvenir Melantjong Petjinan Soerabaia

Pembuatan Bakcang

Nah di markas sini di ajarkan bagaimana membuat bakcang. Untuk temen-temen muslim sudah disediakan bakcang ayam dan untuk yang suka babi juga sudah disediakan. Dalam demo yang dilakukan sudah dipersiapkan bahan-bahan yang sudah di buat sehingga tidak terlalu lama dalam proses pembuatan bakcang jadi tinggal kukus saja. Dengan mengambil nasi/ketan dimasukkan terlebih dahulu kemudian diiringi dengan daging dan terakhir dibungkus dengan daun pring (daun bambu). Setelah itu bakcang diikat dan dengan tali. Setelah itu bakcang siap dikukus.

 

                                           Mak sedang mendemokan proses membuat bakcang

Sejarah Bakcang

Nah sejarah bakcang ini sebenarnya panjang banget tapi saya akan bagikan dari link sejarah yang saya ambil dari Bakcang Peneleh.

Sejarah bacang berasal dari tokoh Qu Yuan (343–289 SM). Qu Yuan adalah sastrawan terkemuka dari Kerajaan Chu. Bukunya sangat laris dan terkemuka, salah satunya Chun Tzu (Ratapan Negeri Tzu) dan Li Sao (Menapaki Kesedihan). Selain itu, ia juga dikenal sebagai menteri yang terpercaya dan setia. Kerena popularitas itu, rekan-rekannya menjadi iri dan berusaha menyingkirkan dia. Rekannya adalah para penjilat kekuasaan yang bermanis-manis di depan raja dan berusaha menjatuhkan Kerajaan Chu dan lebur dalam Kerajaan Chin. Qu Yuan tidak mau ikut dengan konspirasi itu sehingga ia makin dibenci rekan-rekannya.

Pada suatu kesempatan, para menteri menekan tim dokter untuk menyatakan pantang garam bagi raja yang sedang sakit. Akibatnya raja menjadi makin sakit dan hanya bisa terbaring. Mengetahui adanya komplotan ini, Qu Yuan diam-diam membungkus garam dalam daum bambu dengan empat kerucut, lalu menggantung bungkusan itu di langit-langit ranjang raja dengan maksud agar garam itu menetes sedikit demi sedikit di atas mulut raja supaya kesehatab raja pulih lagi.

 

                                          Tidak sabar menikmati bakcang yang telah dibuat

Ketika hal itu diketahui, Qu Yuan malah dituduh meracuni raja. Karena tidak mau berurusan dengan pengadilan, lalu ia bunuh diri dengan menceburkan diri ke Sungai Mi Lou. Mendengar berita ini rakyat menjadi sedih dan mencari jenazah Qu Yuan. Mereka juga melemparkan nasi yang dibungkus dengan bambu kerucut empat untuk dimakan ikan agar tidak mengigit tubuh Qu Yuan. Mereka juga menabuh genderang di perahu untuk mengusir roh-roh naga jahat yang bisa mengganggu roh Qu Yuan.

Peristiwa ini dikenang tiap tahun dengan perayaan Peh Chun (bacang). Perayaan ini ditandai dengan perlombaan perahu naga (dragon boat) yang diawaki sekitar dua puluh orang pendayung yang duduk berpasangan dan mendayung mengikuti ritme genderang dan tradisi ini juga ditandai dengan makan bacang.

 

                                                     Bakcang yang dibuat para peserta

Itulah sejarah bacang. Keempat kerucutnya melambangkan empat kata Qu-Yuan-Setia-Percaya. Bacang adalah lambang penghormatan karakter terpercaya dan orang percaya malah tidak dipercaya dan bahwa orang setia malah didakwa. Bacang adalah ungkapan utuhnya percaya dan setia.

Lomba perahu naga dengan tim mencerminkan kerja sama yang baik, tidak sikut menyikut, setia satu sama lain, bisa dipercaya dan memercayai serta berani menghadapi segala tantangan demi kebenaran.

 

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Adi Jasa

Okay berlanjut postingan saya mengenai makam kembang kuning kali ini perjalanan saya dan rombongan tur menuju Adi Jasa yaitu tempat persemayaman/rumah duka yang terletak di jalan demak 90-92 Surabaya. Perjalanan menuju Adi Jasa ini bukan ha lasing bagi saya karena memang jika ada keluarga yang meninggal atau kerabat selalu tempatnya disini kerana memang tempatnya yang luas. Kali ini Pak Agus sebagai tour guide di Yayasan Adi Jasa. 20 tahun lalu orang yang pergi ke Adi Jasa takut sekali, karena kanan kiri persemayaman tapi sekarang sudah banyak depot di Adi Jasa. Tamu tidak hanya melayat tapi juga bisa menikmati santap makanan tanpa perlu keluar dari Adi Jasa. Adi Jasa sendiri pertama kali ada karena banyak keturunan tionghoa yang tidak mampu baik dari segi ekonomi maupun dengan situasi yang tidak memungkinkan misalnya parkiran yang tidak muat untuk tempat parkir tamu-tamu yang melayat kemudian perlu ijin ini itu. Dengan adanya Adi jasa, tidak perlu ijin keramaian.

Yayasan Adi Jasa ini juga menyediakan rumah abu (columbarium) sebagai tempat untuk penitipan abu-abu kremasi jenazah kemudian disimpan dalam guci dan di masukkan dalam lemari kotak transaparan. Untuk kotak besar dikenakan biaya Rp.200ribu/tahun sedangkan kotak kecil Rp.120rb/tahun. Untuk jenazah yang masuk dalam lemari pendingin dalam sehari akan dikenakan biaya Rp.200ribu/hari. Ada hal yang membedakan antara penggunaan dry ice dengan cool storage yakni jiak menggunakan dry ice maka tubuh dari jenazah akan terasa keras.

Dalam etika menghormati keluarga yang meninggal, cara pay-pay kepada keluarga yang meninggal dengan hormat di kiri kemudian hormat kanan kemudian jika memang ingin menyumbang akan disediakan kotak sumbangan yang biasa terletak di kanan anda dan jika memang member sumbangan maka akan diberi kartu tanda terima sebagai bukti telah menyumbang.

Orang yang meninggal selama kurang dari 3 tahun biasanya lilin yang diguanakan adalah lilin putih, sedangkan jika sudah lebih maka menggunakan lilin merah. Seperti yang ceritakan di postingan liputan saya sebelumnya bahwa dalam meja altar sembahyangan, biasanya akan terdapat makanan kesukaan dari yang menginggal, jadi kalau yang meninggal suka indomie/mi instan maka disediakan mi instan di meja sembahyangan. Jadi tidak mengikat bahwa makanan yang harus disediakan ini itu.